Akan Ada Tersangka Baru
Media Cetak Kompas Halaman 27
2019-1-5
Akan Ada Tersangka Baru
Sainan Tugas A ntimafia Bola Polri akan segera meningkatkan status hukum sejumlah kasus dugaan pengaturan pertandingan ke tahap penyidikan. Kemungkinan penetapan tersangka baru pun terbuka.
JAKARTA, KOMPAS - Satuan Tu-pt Antimafia Bola Polri memastikan akan menetapkan sejumlah tersangka baru dalam kasus pengaturan skor di kompetisi Liga 3 dan Liga2 musim 2018. Pekan depan, penyelidikan beberapa kasus akan ditingkatkan menjadi penyidikan.
Sejak bertugas 22 Desember lalu. Satgas Antimafia Bola menetapkan empat tersangka terkait kasus suap dan pengaturan pertandingan yang melibatkan klub Liga 3, Persibara Banjarnegara, yang dijanjikan promosi ke Liga 2. Keempat tersangka itu adalah anggota Komite Eksekutif PSSI, Johar Lin Eng; mantan anggota Komite Wasit PSSI, Priyanto; anggota Komisi Disiplin PSSI, Dwi Irianto; dan perantara. Anik Yuni Artika Sari.
Kemudian, pekan ini satgas telah meningkatkan proses hukum ke tahap penyidikan untuk kasus dugaan pengaturan skor pertandingan delapan besar Liga 2 antara PSS Sleman dan Madura FC tetapi belum ada tersangka dalam kasus itu.
"Pekan depan ada peningkatan status beberapa kasus pengaturan skor dari penyelidikan ke penyidikan, termasuk kasus yang ditangani Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim. Karena itu. tidak tertutup kemungkinan sudah ada beberapa tersangka lagi yang diumumkan nanti," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Dedi Prasetyo, di Markas Besar Polri, Jakarta, Jumat (4/1/2019).
Meskipun begitu, Dedi tidak mengungkapkan secara pasti pertandingan apa saja yang akan ditingkatkan proses hukumnya menjadi penyidikan. Sampai dengan pekan ini, Satgas Antimafia Bola telah menyelidiki 50 kasus dugaan pengaturan skor di kompetisi nasional tahun 2018.
Terkait pemeriksaan kedua kepada Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha Destria, kemarin, Dedi mengatakan, pemeriksaan bertujuan untuk mengklarifikasi
dugaan pengaturan skor dalam sejumlah laga di liga Indonesia. Selain itu, Tisha juga diminta menyerahkan beberapa data terkait kompetisi nasional, salah satunya mengenai pertandingan PSS Sleman versus Madura FC.
Sementara terkait kemungkinan pemeriksaan Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi, Dedi memastikan, apabila diperlukan, tim satgas Polri akan menghimpun keterangan dan data dari Edy yang juga Gubernur Sumatera
Utara. Selain itu, tim satgas juga berencana melakukan upaya paksa kepada mantan anggota Komite Eksekutif PSSI, Hidayat, yang telah dua kali tidak memenuhi panggilan pemeriksaan sebagai saksi.
Komite ad hoc PSSI
Ditemui terpisah setelah pemeriksaan itu, Tisha berkata, pihaknya mendukung langkah Satgas Antimafia Bola tersebut. Dukungan serupa disampaikan Edy
setelah memimpin rapat Komite Eksekutif PSSI, Kamis lalu.
Bentuk dukungan itu salah satunya diwujudkan lewat rencana membentuk komite ad hoc mengenai masalah pengaturan skor dan hal-hal sejenisnya Awalnya, tim itu ditargetkan terbentuk paling lambat saat digelar Kongres PSSI di Bali, 20 Januari.
"Namun, kami tidak boleh terburu-buru. Pada saat atau setelah kongres nanti, kami mengundang FIFA untuk membahas itu ka-
rena mereka yang punya pengalaman bekerja dengan Interpol dan semacamnya," ujar Tisha
Dukungan serupa muncul dari PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator Liga 1 dan Liga 2. Mereka meyakini pemberantasan mafia pengaturan skor bisa meningkatkan mutu kompetisi sepak bola di Tanah Air.
Chief Operation Officer (COO) PT LIB Tigorshalom Boboy mengatakan, pihaknya berharap satgas tidak hanya bekerja dalam
pengusutan kasus-kasus. "Kalau bisa, satgas itu ikut mengawasi setiap pertandingan yang ada di liga Jadi, kita bisa sama-sama membuat liga ini jadi lebih berkualitas," ujarnya.
Direktur PT LIB Risha Adi Wijaya menyampaikan, pihaknya akan kooperatif memberikan informasi yang dibutuhkan oleh satgas. Pada Kamis (3/1), Risha memenuhi panggilan satgas dan dimintai keterangan selama lebih kurang 11 jam. "Kami sangat se-
tuju dan senang dengan pemberian keterangan tersebut. Itu menjadi bagian upaya kita semua untuk kompetisi agar lebih baik, kompetitif, dan bernilai tinggi. Kompetisi penting untuk bisa berjalan dengan baik," tuturnya Saat pemanggilan, Risha banyak ditanya mengenai PT Lia "Kami menjelaskan detail, mulai dari latar belakang PT LIB dibentuk, siapa pemegang saham, sumber pendanaan, besaran anggaran, hingga cara pengelolaan anggaran itu. Semuanya kami jelaskan terbuka dan autentik dengan data akurat serta valid. Lalu, ada juga pertanyaan bagaimana hubungan dan pembagian tugas dengan PSSI. Intinya, tidak spesifik membahas pertandingan-pertandingan tertentu. Mereka hanya ingin melihat garis besar kami," papar Risha
Pengaruh komersial
Terkait dampak kasus pengaturan pertandingan ini terhadap aspek komersial liga, Risha mengatakan, sejumlah rekanan PT LIB, terutama sponsor, sempat mempertanyakan hal itu. "Isu itu pasti berdampak pada sisi komersial. Banyak partner kami yang bertanya. Secara nilai, liga pasti terganggu, tetapi liga tetap jalan," ujarnya
Dalam menyiapkan diri untuk menggelar liga musim 2019, Tigorshalom menjelaskan, pihaknya sangat bergantung pada keputusan PSSI. Itu karena PT LIB hanya operator yang menjalankan liga berdasarkan penunjukan PSSI. Bisa jadi PT LIB tetap menjadi operator liga musim 2019 dan bisa jadi tidak. Adapun PSSI baru akan memastikan keberlanjutan liga saat Kongres PSSI pada 20 Januari.
"Demikian soal kemungkinan sanksi kepada klub dan pesepak bola yang diduga terlibat dengan isu pengaturan pertandingan, semua keputusan berasal dari PSSI. Kami hanya menjalankan saja jika sudah ada keputusannya," kata Tigorshalom.
(SAN/DRI/AYU/JON)
Original Post